lahir 17 tahun lalu, saya, tidak pernah berhenti dianggap sebagai anak kecil. dianggap sebagai pemberontak kecil. penuntut. perfectionis kecil. queen at home. dan segala panggilan panggilan aneh yang mungkin gak semua anak beruntung bisa mendapatkan apa yang saya punya.
17 tahun lebih saya dirawat, disayang, diperlakukan seperti anak bungsu padahal om saya yang bungsu pun sudah menikah.
im the oldest grandchild. my grandpha have 5 grandchild. but, sometimes i feel he treat me different. i treated like im the youngest.
mbah kung gapernah ngeluh. sekalipun saya udah kelewat menjengkelkan. mbah kakung hampir selalu nurutin apa yang saya mau. apapun. mungkin banyak permintaan yang kadang engga masuk akal. tapi he make it. i always get what i want.
mbah kung gapernah bilang kalo dia capek. sejauh apa kantornya, sejauh apa harus bulak balik nganter sekolah kalo saya lagi sakit. but he still do.
mbah kung kadang suka marah. mbah kung have loud voice. so kalo temen temen lagi dirumah, mereka suka nyangka kalo embah marah, but in fact when he mad to me, dia diem. tidak marah yang kasar. dia hanya diam. diam seribu bahasa. its make me feel like im totally wrong. takut? pasti
mbah ga tega ngeliat cucunya capek. ketika harus nganter nganter barang dagangan dll he always said "capek ya?" "istirahat jangan di forsir" ketika saya ngeluh, atau tidur saat belom jam tidur biasanya.
dia pekerja keras yang jujur. dia mengajarkan bagaimana saya harus berusaha untuk sukses. bagaimana dia memberi tahu kepada saya bahwa semua kesuksesan yang kita raih itu tidak instan. dia selalu mengingatkan bahwa saya harus menjadi orang yang jujur. buat diri sendiri maupun orang lain.
dia yang mengajari saya bahwa kita harus berbagi pada sesama manusia atas harta yang kita punya. dia yang mengajari saya bagaimana saya harus senantiasa kuat. dia yang memberi penuh cintanya di hari hari nya dari saya kecil sampai saya umur segini dan dia bertambah tua.
dia yang mendidik saya untuk belajar rendah hati. belajar untuk tidak merasa kalau saya yang paling benar. dia yang selalu membela saya dalam hal apapun ketika saya tidak salah. dia yang menghukum paling berat ketika saya salah.
dia yang selalu merasa takut kalau suatu saat saya akan terluka, sakit, atau apapun. dia yang selalu usaha dengan keras menjauhkan saya dari apapun yang berpotensi menyakiti saya. thats why he didnt want me to drive my car alone. he didnt want lose me. like i do for him.
mungkin bagi banyak anak mereka hanya bertemu kakek nya di waktu tertentu.seperti liburan, mudik, dll. but for me, no. kita bersama setiap waktu.setiap hari. he is my second daddy.
terima kasih sudah merawat saya, membesarkan, mencintai, mengajarkan, memberi saya apapun sehingga saya tidak pernah merasakan susah, tidak pernah merasakan tidak punya, terimakasih sudah mengajarkan saya bagaimana harusnya saya menghargai apa yang saya punya yang belum tentu orang lain punya, terimakasih sudah membuat saya merasa amat berharga. suatu saat nanti saya ingin sukses, saya merasa malu bila saya sudah di besarkan sedemikian sempurnanya tapi ketika dewasa saya hanya menjadi orang yang tidak berguna, tidak sukses, saya mau melihat dia tersenyum bangga. saya mau tuhan memberi dia kesehatan selalu di umurnya yang senja ini. memberinya umur yang panjang agar saya bisa selalu melihatnya setiap hari, merasakan cintanya, dan kelak dia bisa ikut berbangga ketika saya sukses.
you are the one and only, i never find someone like you until rest of my life. no one can be like you.
hard to explain how much i love you.
with love
your grandchild, Risma Berlian Balengka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar