Developmentalisme adalah paham yang
mencoba menerapkan prinsip-prinsip Naturalisme dari Rousseau atau pendidikan
alam di sekolah, dengan memberikan peranan yang lebih positif dari pendidik di
dalam mengawal dan melancarkan proses pengembangan yang wajar dari
kemampuan-kemampuan bawaan yang terkandung dalam diri setiap manusia. Paham Developmentalisme berkembang pada abad 19.
Aliran ini memandang proses pendidikan sebagai suatu proses perkembangan jiwa,
maka aliran ini disebut juga sebagai aliran psikologis dalam pendidikan.
Karakteristik
aliran developmentalisme adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan
adalah pengembangan pembawaan (nature) yang disertai oleh asuhan yang baik
(nuture).
b. Pendidikan
didasarkan pada studi tentang karakteristik perkembangan anak melalui observasi
dan eksperimen.
c. Perbaikan
pendidikan lebih ditekankan pada metode-metode pengajar, pendidikan guru dan
pemahaman tentang karakteristik proses pendidikan yang lebih baik.
d. Pengembangan
pendidikan mengutamakan perbaikkan pendidikan dasar.
e. Pengembangan
pendidikan mengutamakan pada pengembangan pendidikan universal.
2.1 Tokoh-tokoh aliran
developmentalisme
a.
Pestalozzi
dan Pestalozzianisme
1. Tokoh
pestalozzi (1746-1827)
a. Pestalozzi
adalah tokoh pertama yang dipengaruhi oleh Rousseau yang mencoba, ia katakan
sendiri, mempsikologikan pendidikan (to psychologize education).
2. Dasar
Filosofis.
1. Naturalisme.
Ia menyatakan bahwa
manusia didorong oleh kebutuhankebutuhannya, dapat menemukan jalan menuju
kebenaran tidak di manapun juga, tetapi di dalam khusluknya sendiri.
2. Realisme
Kritis.
Pengetahuan yang benar
diperoleh tidak hanya diperoleh melalui pendirian semata (Jocke), tetapi
melalui persepsi pendriaan.
3. Protestanisme.
Cenderung pada
meleburkan keimanan formal dalam kebaikan hati dari kesadaran diri pribadi
manusia tentang Tuhan. Ia menyatakan bahwa Tuhan adalah hubungan terdekat
dengan manusia.
4. Philantropisme.
Gerakan yang mencintai atau menyayangi sesama
manusia.
3. Teori
pendidikan
a. Fungsi
pendidikan
1. Pendidikan
adalah alat untuk mengadakan reformasi masyarakat.
2. Fungsi
pendidikan adalh menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat, yang berupa:
a. Raja
yang kurang memperhatikan rakyatnya
b. Orang
yang makin menjauhakn diri dari agama
c. Makin
suburnya verbalisme
3. Pendidikan
pada akhirnya harus ditunjukkan pada upaya mewujudkan sebuah masyarakat yang
ditandai adanya keluhuran budi pekerti dalam diri individu, dan keadilan dalam
negara, atau sebuah kehidupan yang lebih bahagia dan saleh dari setiap
individunya.
b. Tujuan
personal pendidikan
Perkembangan secara
harmonis dari semua potensi yang terkandung dalam diri setiap individu.
c. Kurikulum
1. Pendidikan intelektual atau latihan berpikir
yang dilakukan dengan berdasarkan prinsip-prinsip:
a. Dari pengalaman yang sederhana menuju kepada
pengalaman yang kompleks.
b. Dari
pengalaman yang konkrit menuju kepada pengalaman yang abstrak.
c. Dari
kegiatan sendiri baik dalam menangkap dan memasukan pengetahuan (impresi)
maupun dalam menyatakan apa ada dalam dirinya (ekspresi).
2. Pendidikan
Moral dan religious atau latihan emosi.
3. Pendidikan
Industri atau latihan kecekatan tangan.
d. Metode
Pendidikan.
1. Pendidikan adalah perkembangan yang harmonis
antara akal (intelektual), hati (moral), dan tangan (keterampilan).
2. Pendidikan
umum mendahului pendidikan keterampilan.
3. Pendidikan
lebih mengutamakan pengembangan kemampuan daripada penguasaan pengetahuan.
4. Kemampuan
anak muncul dari dalam.
5. Pendidikan
berlangsung secara bertahab sesuai dengan tahab-tahab perkembangan.
6. Pendidikan
mengikuti tatanan alam (the road of nature).
e. Pelajar
Anak adalah “human
plant” atau tanaman yang mempunyai potensipotensi kemanusiaan, yang pada dasarnya
adalah baik.
f.
Guru
Peranan guru adalah
mengenali dengan baik potensi-potensi anak dan perkembangannya secara empiris,
sehingga dapat menjadi “tukang kebun” dari human plant.
b. Pestalozzianisme
1. Pestalozzi
diakui sebagai tokoh yang melahirkan gagasan gagasan besar tentang pendidikan
pada zamannya, gagasan-gagasan tersebut antara lain:
a. Ia
mendemokrasikan pendidikan dengan menyatakan bahwa adalah hak mutlak dari
setiap anak untuk mengembangkan sepenuhnya potensi yang dimiliki.
b. Mempsikologikan
pendidikan, bahwa teori dan praktik pendidikan harus didasarkan pada psikologi.
c. Ia
berpandangan bahwa perkembangan adalah sebuah pembangunan potensi secara
berangsur-angsur. Setiap bentuk pengajaran harus dilakukan dengan
perlahan-lahan, melalui perjalanan yang berangsur-angsur, sesuai dengan
pemekaran kemampuan-kemampuan dari anak.
d. Ia
mengemukakan pandangan yang revolusioner tentang disiplin, yang didasarkan pada
kemauan baik dan kerja sama antara pelajar dan pengajar.
2. Pengaruh
Pestalozzi
Pengaruh reformasi
Pestalozzi terhadap pendidikan tersebar di Eropa, (Jerman, Perancis, Inggris,
Rusia,Italia, Sepanyol,Polandia) dan juga Amerika Serikat. Diantara pengaruhnya
adalah:
a. Joseph Neef menerbitkan buku “Sketch of a Plan
and Method of Education”, yang bersemangatkan Pestalozzi.
b. Pengajaran
tentang mata pelajaran khusus geografi dan music ala Pestalozzi adalah mata
pelajaran yang pertama di Amerika Serikat.
c. Gerakan
Oswego oleh Edward A Sheldon (1823-1897), mempelopori gerakan penggunaan
metode-metode mengajar yang dipergunakan oleh Pesalozzi di sekolah.
b.
Herbart
dan Herbartianisme
1. Tokoh
Herbart (1776-1841)
Ia melanjutkan gagasan
Pestalozzi tentang mempsikologikan pendidikan, dengan jalan menyusun pedagogik
yang memadukan filsafat dan psikologi dalam menerangkan peristiwa pendidikan.
2. Dasar
filosofis
a. Naturalisme
Pandangannya ialah:
1. Teori
tahap-tahap perkembangan budaya, teori yang menyatakan nahwa ras manusia
berkembang melalui tahap-tahap perkembangan budaya tertentu dan tahap-tahap
tersebut akan diulangi dalam perkembangan individu.
2. Seorang
manusia yang baik memerintahkan dirinya sendiri. Khuluk atau sifat dasar
manusia terdiri dari 2 faktor, yaitu : (a) diri yang memerintah, dan (b) diri
yang menolak. Mendidik orang muda agar ingin berbuat baik, bebas dan mantap,
terwujud apabila menjadikan setiap khuluknya atau sifat dasarnya mau melakukan
perbuatan tersebut.
3. Jiwa
dibekali suatu kemampuan khusus untuk mereaksi terhadap hal-hal yang ada di
lingkungannya.
b. Realisme
Kritis (Kritisme)
Ia setuju dengan
nasionalisme bahwa jiwa adalah sebuah kenyataan, tetapi menolak ajaran bahwa
pengetahuan adalah bawaan, karena yang bawaan adalah kemampuan. Ia setuju
dengan empirisme bahwa pengetahuan diperoleh dari pengalaman, tetapi meniloak
sensasionalisme dari Lockr dan materialisme dari filsuf prancis, yang
menyatakan bahwa pengetahuan hanya dapat diperoleh melalui pengalaman
pendirian.
c. Humanisme
Baru
Suatu paham yang
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
3. Teori
Pendidikan
a. Tujuan
pendidikan:
1. Tujuan
akhir pendidikan adalah individu yang berkarakter atau bermoral, yahitu
individu yang memiliki kebebasan, kesempurnaan, kemauan baik, kebenaran dan
kesamaan.
2. Individu
yang berkarakter atau bermoral hanya dapat terwujud dengan cara mengembangkan
individu untuk minat yang luas dan bercabang sebagai suatu hasil dari
pengetahuan yang luas.
3. Minat
adalah sesuatu kecenderungan batin yang menyebabkan bertahannya objek pemikiran
dalam kesadaran, atau kembalinya objek pemikiran dalam kesadaran. Minat yang
dimiliki seseorang menyebabkan orang itu dapat memerintahkan dirinya untuk
bertindak.
b. Prinsip
dan Metode Pendidikan
1. Prinsip
daur pemikiran
Bagi Herbart,
pendidikan bukanlah sebuah proses membimbing atau mengembangkan
kegiatan-kegiatan anak, tetapi penyajian tentang objek-objek, gagasan-gagasan,
konsep-konsep, pertimbangan-pertimbangan. Guru tidak dapat mempengaruhi
perasaan atau kemauan secara langsung.
2. Prinsip
apresiasi
Bagaimana faktor-faktor
pemikiran dihubungkan secara erat atau renggang, seluruhnya tergantung pada
pengetahuan yang sudah ada.
3. Prinsip
tahap perkembangan
Herbart menyatakan ada
3 tahap perkembangan karakter, yaitu:
a. Tahap
pendirian dan persepsi, yang ditandai adanya emosi yang kuat dan gejolak emosi
serta perubahan pikiran yang datang dengan tiba-tiba yang harus dikendalikan.
b. Tahap
pengingatan dan pembayangan (imajinasi), hal ini terjadi apabila
tindakan-tindakan anak mengarah pada latihan yang sistematis.
c. Tahap
pertimbangan dan konsep-konsep universal, yang ditandai oleh adanya kemauan
yang terbentuk oleh pengajaran.
4. Prinsip
konsentrasi dan korelasi
Konsentrasi
adalah penyerapan dengan perhatian yang sepenuhnya terhadap suatu kesatuan
gagasan dan menolak turut sertanya minat-minat yang lainnya, atau pemusatan
seluruh kesadaran seseorang pada sebuah objek tunggal pemikiran. Korelasi
adalah proses yang menyertai konsentrasi, yang bersifat menghubungkan satu
objek pemikiran dengan objek-objek yang lainnya, sehingga menunjang pada
prinsip konsentrasi.
5. Metode
pendidikan
Ada
5 langkah formal dalam mengajar, yaitu:
a. Persiapan
b. Penyajian
c. Asosiasi
d. Generalisasi
e. Aplikasi
c. Kurikulum
a. Penyajian
yang bersumber dari pengalaman-pengalaman tentang benda-benda
b. Penyajian
yang bersumber dari hubungan-hubungan sosial atau pribadi.
d. Pelajar
a. Jiwa
dibekali dengan suatu kemampuan khusus untuk bereaksi terhadap hal-hal yang ada
dalam lingkungan, dan melalui proses penyajian, teralamiah hubungan antara
kemampuan-kemampuan dengan kenyataan.
b. Ada
3 fungsi kejiwaan yang utama,yaitu mengetahui (pikiran), merasakan (hati dan
kecenderungan) dan berkemauan.
c. Arus
kesadaran
Kehidupan kejiwaan
terbentuk daris erangkaian pernyataan-pernyataan gagasan yang terus muncul
dalam kesadaran dan kemudian tersingkir oleh gagasan yang lain.
e. Guru
Memiliki peranan
sebagai berikut:
1. Memahami
karakteristik kehidupan jiwa anak.
2. Menyiapkan
gagasan-gagasan dengan mempergunakan lima tahapan formal dalam mengajar,
sehingga mengembangkan minat yang luas bercabang-cabang, dan pelajar menjadi
orang yang berkarakter atau bermoral.
4. Herbartianisme
a. Dipandang
sebagai bapak Ilmu Pendidikan Modern.
b. Beberapa
prinsip-prinsipnya yaitu:
1. Pentingnya
pengajaran di sekolah dalam mengembangkan karakter atau moral, dan perlunya
lebih menekankan pada upaya-upaya pendidik yang tepat daripada hanya sekedar
pemekaran kapasitas-kapasitas anak dalam mencapai tujuan pendidikan.
2. Perlunya
metode-metode mengajar yang sehat, yang didasarkan pada suatu pengetahuan
tentang cara jiwa bertingkahlaku dan berkembang.
3. Perlunya
memuliakan peranan guru dalam proses pendidikan, dan perlunya pendidikan guru
yang cermat untuk mengisi jabatan guru.
c. Penyebaran
gerakan Herbartinisme di Eropa dan Amerika Serikat
Gerakan Herbartinisme
di Jerman dipelopori oleh Turkon Ziller, Wilhem Rein, dan sebagainya. Sedangkan
gerakkan di Amerika Serikat dipelopori oelh Charles de Gamo.
c. Frobel dan Frobelianisme
1.
Tokoh Frobel
Frobel lebih
dekat dengan Pestalozzi dalam sikap religius intuitifnya, dan lebih dekat
kepada Herbart dalam semangatnya untuk menenliti.
2.
Dasar filosofis
a.
Panentheisme
Segala
sesuatu ada dalam Tuhan dan merupakan suatu pernyataan dari kemauan mencipta
dari Tuhan.
b.
Kesatuan atau
bagian-keseluruhan
Sesuatu
adalah sebuah kesatuan bagi dirinya sendiri, dan bagian dari sebuah
keseluruhan. Keseluruhan alam semesta ini merupakan sebuah organisme yang
hidup, kesatuan dari keseluruhan tersebut adalah Tuhan.
c.
Teori umum
perkembangan
Dalam
alam semsta ini terjadi perkembangan yang berlangsung secara berangsur-angsur
dari kondisi yang sederhana menuju pada kondisi yang paling kompleks atau
sempurna, yang bersumber pada kekuatan-kekuatan tersembunyi yang mencipta atau
membangun struktur atau bentuk dari segala sesuatu.
d.
Hukum
perkembangan
Evolusi
organik yang terjadi dalam alam semesta ini mengikuti hukum, aksi, reaksi dan
keseimbangan. Hukum ini berlanjut dari hukum : thesis, antisinthesis dan
sinthesis.
3.
Teori pendidikan
a.
Tujuan
pendidikan
Tujuan
pendidikannya adalah mengembangkan semua potensi agar menjadi aktual. Tugas
pendidikannya adalah mengontrol pertumbuhan agar menjadi ke arah yang benar.
Pendidikan Frobel adalah perkembangan yang diawasi. Titik berat pendidikannya
adalah kreativitas. Artinya agar pendidikan anak berhasil dengan baik,
dibutuhkan kreativitas anak untuk mengembangkan dirinya. Tujuan akhir
pendidikan Frobel adalah mencapai integritas diri dengan alam, sesuai dengan
kehendak Tuhan.
b.
Pelajar
Anak
adalah tanaman insani yang dapat tumbuh menjadi makhluk rohani.
c.
Pengajar
1.
Memahami makhluk
secara ilmiah.
2.
Menjadi “tukang
kebun” yang menjaga dan memelihara pemekaran tanaman insaniah untuk tumbuh
menjadi makhluk rohaniah, sesuai dengan sifat dan perkembangan anak.
4.
Froebelianisme
a.
Froebel adalah
seorang ilmuan pendidikan yang memadukan aspek filosofis dan psikologis dalam
pendidikan.
b.
Sumbangan
konseptual tentang tentang pendidikan yang tetap diakui dalam dunia pendidikan
anatara lain yaitu:
1.
Pendidikan harus
didasarkan pada evolusi alami dari kegiatan-kegiatan anak.
2.
Semua
perkembangan yang sesungguhnya bersumber pada kegiatan dari dalam diri anak.
3.
Kurikulum
sekolah harus didasarkan pada kegiatan-kegiatan dan minat-minat yang terkandung
dalam setiap perkembangan anak.
c.
Penyebaran
gagasan Froebel
a.
Pendirian
Kindergarten di Eropa daratan
b.
Boroness von
Bulow mendirikan “Froebel Union” 1867, yang menyebarkan gagasan Froebel melalui
jurnal dan sekolah-sekolah latihan.
c.
Pendirian
Kindergarten, yang pertama kali di USA.
2.3 Pengaruh Developmentalisme terhadap pendidikan
Indonesia
1. Meningkatkan
derajat social
2. Membentuk watak
susila
3. Mengembangkan
potensi dan menigkatkan daya pikir kretifitas anak untuk mengembagkan dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar